Jumat, 15 Juli 2016

Komunikasi Efektif



Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan
Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.
Berikut ini adalah komponen – komponen komunikasi efektif :
·         Encoding : komunikasi efektif diawali dengan encoding atau penetapan kode atau simbol yang memungkinkan pesan tersampaika secara jelas dan dapat diterima serta dipahami dengan baik oleh komunikan (penerima pesan).
·         Decoding : kemampuan penerima memahami pesan yang diterimanya.
·         Konteks ( context) : konteks komunikasi yaitu ruang, tempat dan kepada siapa kita melakukan komunikasi. Konteks komunikasi juga mengacu kepada level komunikasi – komunikasi antar pribadi, kelompok, organisasi, massa. Konteks komunikasi ini mempertimbangkan usia, wilayah, jenis kelamin dan kemampuan intelektual penerima pesan.
·         Bahasa Tubuh : dikenal juga sebagai komunikasi non verbal meliputi postur, posisi tangan dan lengan, kontak mata, dan ekspresi wajah. Bahasa tubuh  yang konsisten dapat meningkatkan pengertian.
·         Gangguan (interference) : Emosi bisa mengganggu terjadinya komunikasi efektif. Jika emosi komunikator terganggu, kemampuanya mengirim pesan efektif mungkin berpengaruh negatif. Begitu juga jika komunikan berada dalam keadaan kecewa atau tidak setuju dengan komunikator, mungkin dia mendengar sesuati yang berbeda.
·         Pikiran terbuka (be open minded) : pikiran terbuka merupakan komponen penting lain dalam komunikasi efektif. Jangan terburu menilai atau mengkritisi ucapan orang lain. Kita harus mengedepankan respek, menghargai pendapat atau pandangan orang lain, juga menunjukan empati dengan berusaha memahami situasi atau masalah dari prespektif orang lain.
·         Mendengar Aktif : Menjadi pendengar yang baik dan aktif akan meningkatkan pemahaman atas pemikiran dan perasaan orang lain. Tunjukan bahwa kita fokus dengan ucapan orang lain dan jangan menginterupsi pembicaraan orang lain.
·         Refleksi : Pastikan bahwa kita mengerti ucapan orang lain dengan “konfirmasi” yaitu meringkas pesan utama yang disampaikan orang lain.
Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
·         Menciptakan suasana yang menguntungkan.
·         menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
·         pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
·         Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
·         Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk komunikan.
Berbicara tentag minat atau awareness di pihak komunikan, dapat dikemukakan bahwa minat akan timbul bilamana ada unsure-unsur sebagai berikut :
·         Tersedianya suatu hal yang menarik minat.
·         Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu dengan lainnya, sehingga apa yang menonjol itu menumbuhkan perhatian.
·         Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang dimaksudkan.
Itulah beberapa hal saja yang dapat menimbulkan sesuatu komunikasi yang efektif.
Komunikasi efektif dipandang sebagai suatu hal yang penting dan kompleks. Dianggap penting karena ragam dinamika kehidupan (bisnis, politik, misalnya) yang terjadi biasanya menghadirkan situasi kritis yang perlu penanganan secara tepat, munculnya kecenderungan untuk tergantung pada teknologi komunikasi, serta beragam kepentingan yang ikut muncul.
Stephen Covey menekankan konsep kesalingtergantungan (interdependency) untuk menjelaskan hubungan antarmanusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekadar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi lebih pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesankepada penerima pesan. Jika kata-kata atau pun tulisan kita dibangun dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri kita yang paling dalam (etika karakter), maka orang lain akan melihat atau membaca sikap kita.
Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari pondasi integritas pribadi yang kuat. Menurut Stephen Covey, justru komunikasi merupakan ketrampilan yang paling penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar jam di saat kita sadar dan bangun untuk berkomunikasi. Sama halnya dengan pernafasan, komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja,sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif. Kita tidak pernah dengan secara khusus mempelajari bagaimana menulisdengan efektif, bagaimana membaca dengan cepat dan  efektif, bagaimana berbicara secara efektif,apalagibagaimana menjadi pendengar yang baik . Bahkan untuk yang terakhir, yaitu ketrampilan untuk mendengar tidak pernah diajarkan atau kita pelajari dalam proses pembelajaran yang kita lakukan baik di sekolah formal maupun pendidikan informal lainnya. Bahkan menurut Covey, hanya sedikit orang yang pernah mengikuti pelatihan mendengar. Dan sebagian besar pelatihan tersebut adalah teknik Etika Kepribadian, yang terpotong dari dasar karakter dan dasar hubungan yang mutlak vital bagi pemahaman kita terhadap keberadaan orang lain.
Syarat utama agar komunikasi ituefektif adalah kredibilitas. Keterampilan komunikasi antar perorangan adalah kemampuan untuk terus menerusmembangun kredibilitas dan dapat dipercayanya segala apa yang kita komunikasikan. Untuk membangun kredibilitas harus ada isi pesan yang jelas, suara/intonasi dalam menyampaikan pesan dan wahana bagaimana orang itu menyampaikan pesan. Jadi semakin seseorang tidak konsekuen dengan ketiga hal tersebut, maka akan menentukan kredibilitas sesorang, semakin tidak konsekuen akan menjadi semakin “tidak dipercaya”.
Johnson, Sutton dan Harris (2001: 81)menunjukkan cara-cara agar komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif dapat terjadi melalui atau dengan didukung oleh aktivitas role-playing, diskusi, aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada komunikasi efektif untuk proses belajar-mengajar, hal yang dapat dimengerti di sini adalah bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan sarana lain agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif. Menurut Thomas Leech dalam bukunya “Say it like Shakespeare”. Ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu:
1.      Pengirim pesan (sender),
2.      Pesan yang dikirimkan (message),
3.      Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media),
4.      Penerima pesan (receiver),
5.      Umpan balik (feedback).

Leech menambahkan, bahwa untuk membangun komunikasi yang efektif, setidaknya kita harus menguasai empat keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitumembaca-menulis (bahasa tulisan) dan mendengar-berbicara (bahasa lisan). Begitu pentingmya, banyakorang menghabiskan waktunya untukmelakukan,paling tidak,salah satu keempat keterampilan itu.
Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi baik secara lisan maupun tulisan. Namun, tidak semua orang mampu melakukan komunikasi dengan baik. Terkadang ada orang yang mampu menyampaikan semua informasi secara lisan tetapi tidak secara tulisan ataupun sebaliknya.
Bagaimanakah caranya agar kita mampu melakukan komunikasi yang baik, komunikasi yang dua arah, komunikasi yang efektif, sehingga target informasi yang harus disampaikan ataupun diserap sesuai dengan harapan ?
Keterampilan dalamberkomunikasi secara efektif dapat dipelajari dan dikuasai dengan latihan rutin dan berkesinambungan secara terus menerus. Untuk dapat melakukan komunikasi efektif ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan yaitu :
1.      Menganalisa
2.      Menyalahkan
3.      Menghakimi
4.      Menasehati
5.      Menginterogasi

Lima Kunci Komunikasi Efektif

1.      Tersenyum
2.      Be Clear ! Berbicara dengan jelas
3.      Relax. Santai !
4.      Variatif ( jangan monoton)
5.      Dengar dan Pahami.


Komunikasi Efektif : Formula 7 C

1.      Completeness (lengkap)
Komunikasi harus lengkap, menyampaikan semua fakta yang diperlukan oleh penerima. Dalam dunia jurnalistik kelengkapan informasi dirumuskan dalam 5W + 1 H .
2.      Concisenes (Ringkas)
Menggunakan sedikit mungki kata – kata , menghindari menggunakan kata – kata yang tidak perlu. Pesan yang disampaikan harus menarik, singkat dan mudah dipahami.
3.      Consideration ( penuh pertimbangan)
Mempertmbangkan sudut pandang orang lain, pola pikir, tingkat pendidikan, minat, kebutuhan, kepentingan, dan emosinya.
4.      Clarity (jelas)
Menggunakan kata – kata yang tepat, bermakna tunggal atau tidak ambigu.
5.      Concreteness (Nyata)
Konkret memperkuat kepercayaan, didukung fakta – fakta spesifik dan angka.
6.      Courtesy (Tata krama)
Pesan yang disampaikan dengan tulus, sopan, bijak, reflektif, antusias, serta mempertimbangkan sudut pandag penerima pesan.
7.      Correctness ( Benar )
Pesan yang disampaikan harus benar dari segi substansi dan tata bahasa, juga tepat dari sisi waktu dan saran.

Lima Hukum Komunikasi Efektif : REACH

1.      Respect : Menghargai komunikan atau menghargai orang lain.
2.      Empathy : Kemampuan menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
3.      Audible : Dapat di dengarkan dan dimengerti dengan baik.
4.      Clarity : pesan yang disampaikan jelas
5.      Humble : Rendah hati , tidak angkuh, dan arogan

Hambatan Kumunikasi Efektif

1.      Pesan tidak jelas dan menimbulkantafsiran lain.
2.      Cara menyampaikan tidak tepat atau tidak disukai komunikan.
3.      Komunikator dan komunikan tidak siap melakukan komunikasi
4.      Hubungan antara komunikator da komunikan tidak baik
5.      Berbicara terlalu lambat dan terlalu cepat atau kalimat terlalu kompleks dan naskahnya panjang.
6.      Terlalu sering muncul “gumaman” dalam berbicara. Akan menimbulkan presepsi pembicara tidak menguasai materi.


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar